Sebetulnya hal itu sudah pernah aku jawab dalam sebuah permainan tag. Saat itu, ada seorang bloger (lupa siapa) yang menge-tag aku. Aku dikirimkan gambar begitu, yang sekali nama kita disebut, mau tak mau kita harus menjawab tantangan dari si pemberi tag (atau award). Tantangannya itu biasanya dalam berupa pertanyaan. Nah, ada satu pertanyaan unik. Itu tentang kapan aku mulai mengenakan kacamata. Haha.
Anyway, kali ini aku mau jawab kembali dalam satu post khusus, yang lebih mendetail terkait hal tersebut. Sebelumnya sudah pernah, sih. Hanya saja, aku menjawabnya singkat saja: "Pas gue masih kelas 4 SD,"
Kali ini, aku jawab kembali yang lebih terperinci. CHECK IT OUT!
●
●
●
●
●
Well, aku mulai mengenakan kacamata sejak kelas 4 SD. Itu terjadi di bulan Agustus 1998.
Sejak awal, walau penyakitan saat balitanya, mataku sehat. Mataku belum minus. Aku belum mengenakan kacamata. Lalu, awalnya tahu mataku minus, saat aku tengah di dalam kelas. Seingatku, aku dan teman-teman tengah mengikuti mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Ibu Sri tengah menuliskan sesuatu di papan tulis. Seperti kebiasaan kebanyakan murid SD lainnya, kami mencatat yang Ibu Sri tuliskan. Di situlah, aku mulai kesulitan untuk membaca yang ada di papan tulis. Mendadak tulisan-tulisannya berubah menjadi kabut yang awut-awutan. Pikirku, Ibu Sri ini lagi nulis kode ninja ya; aku mana ngerti bahasa ninja (walau aku memiliki hobi baca komik "Ninja Hatori").
Ah, aku ingat. Saat itu, tengah ulangan. Ulangan harian, tepatnya. Teman semejaku itu Toni dan Dodo (yang keduanya hobi mem-bully aku sepanjang jam belajar-mengajar). Aku beberapa kali mengintip ke arah keduanya. Namanya juga ulangan, yah. Aku disangka mereka berdua tengah mencontek. Padahal aku murni tak bisa baca tulisan yang ada di papan tulis. Ibu Sri lalu menegurku. Pada akhirnya, singkat cerita, ternyata mataku sudah minus. Langsung tinggi begitu. Mataku langsung minus lima. Kedua orangtuaku menegurku, yang kata mereka, karena hobi menonton dari jarak dekat dan baca di tempat yang redup.
Sejak saat itulah, aku berkacamata. Kacamata pertamaku itu sama dengan kacamata yang dikenakan Harry Potter. Kacamata bulat, maksudku (yang akhir-akhir ini tengah viral). Lalu, dengan aku berkacamata, aku mendapatkan banyak pengetahuan baru. Kesukaanku terhadap wortel (apalagi jika sudah dijus) itu terjadi setelah aku mengenakan kacamata. Aku pun mengetahui bahwa mengonsumsi wortel itu bagus sekali untuk kesehatan mata. Walaupun awalnya, aku sempat menolak minum wortel, tiap disodori oleh Mendiang Mami.
Terakhir, kali pertama aku mengenakan kacamata, rasanya itu pusing. Berkunang-kunang, begitu. Sempat aku agak susah berjalan. Tapi itu hanya sebentar. Paling sekitar 1-2 jam. Berikutnya, justru kalau lepas kacamata itu tak menyenangkan sama sekali.
Comments
Post a Comment
Pembaca yang baik adalah yang sudi mau meninggalkan komentar. ^_^
Nice reader is the one who will leave lot of words in the comment box. ^_^