Soal Give Away dan Sedikit Buka Rahasia Soal Penulisan "Misi Terakhir Rafael: Cinta Tak Pernah Pergi Jauh"
Aloha, All!
Mungkin banyak bertanya bagaimana kabar si empunya blog. Aku baik-baik saja, kok. Hanya saja aku lagi banyak kesibukan yang sukar diceritakan di dunia maya. Nanti pada heboh lagi. Nanti aku dijauhi lagi. Haha.
Akhir-akhir ini, makin bertambahnya usia, yah aku sadar bahwa terkadang hidup ini tak serta merta mengejar impian saja. Masih banyak lainnya yang lebih berharga. Contohnya, ada kalanya hati nuranimu mengetuk kamu untuk melakukan sesuatu yang lebih dari sekadar mengejar impian, mengejar uang, apalagi mengejar status. Tiba-tiba saja di kepalaku ini, aku harus melakukan sesuatu. Mungkin itu seperti, whatever you want to call me a mad, nabi-nabi di sejumlah kitab suci. Terasa aneh memang. Aku akui bahwa membahas soal yang itu, terasa aneh untuk jaman sekarang. Tapi itulah yang terjadi sama aku di tahun 2016.
Karena itulah, aku sadar bahwa tidak setiap pengalaman itu harus ditulis, terlebih ditulis di dunia maya. Kadang tiap mau menulis di blog, aku berpikir berjuta kali. Yah seperti: "Kalo gue nulis ini, yang baca reaksinya gimana?"; "Bodoh banget gue nulis yang beginian di blog,"; atau seperti ini "Bakal kisruh gak, kalo beginian gue tulis?" Dan bla-bla-bla lainnya. Jujur, aku bukan Nuel yang dulu lagi. Kalau dulu, masa bodoh dianggap apa (walau emosi juga dalam hati). Kalau sekarang, mungkin semakin misterius itu semakin baik. Apalagi novelnya juga sudah eksis di toko buku. Kan seru orang menebak-nebak kita seperti apa. Haha.
Well, puji Tuhan, "Misi Terakhir Rafael: Cinta Tak Pernah Pergi Jauh" yang berjudul awal itu "Dèja vu" sudah majang di etalase sejumlah toko buku. Walaupun royalti pertama itu sedikit mengecewakan, kita coba ikhlaskan. Namanya juga debutku sebagai author. Soal isu-isu soal novelku itu, yang kata beberapa orang sempat diumpetin, ya mau bagaimana lagi. Biarkan Yang Di Atas yang balas. Capek lahir batin kalau harus berurusan dengan hukum. Masih banyak sesuatu yang lainnya, yang harus kukerjakan. Menulis demi memenuhi 'panggilan' misalnya. Tuhan tidak akan tinggal diam juga, kok, melihat seseorang dizolimi seenak perut mereka.
"Misi Terakhir Rafael: Cinta Tak Pernah Pergi Jauh" bersama THE AUTHOR. |
DIA juga tahu, novel itu sama sekali tak mencari sensasi. Awalnya itu, pertama muncul di kepala idenya, pertengahan 2009. Masih kuliah aku waktu itu. Di malam yang gelap (malam memang gelap yah?!), menjelang mau tidur, belum tidur juga--apalagi sampai jatuh ke alam mimpi (pamali mimpi dijadikan bahan novel!), idenya nongol saja di kepala. Terpikirkan saja, 'seru juga kalau ada novel tentang sepasang anak kembar yang masing-masing sudah memiliki pacar, lalu salah satu meninggal, dan terjadi sesuatu pada hubungan yang ada'. Selama ini, yang aku lihat, amat jarang sekali ada novel (apalagi sinetron, FTV, film) yang tokoh utamanya itu dua anak kembar. Soal cinta pula. Ada affair-nya juga; juga persahabatan antar negara. Begitu, awal aku mendapatkan ide novel itu. Sehabis itu, judulnya datang. Paket komplet deh (sama seperti cerpen "Penyesalan Seorang Copywriter" yah?).
Soal nama-nama tokohnya, itu juga lagi-lagi karena pertimbangan itu: seru. Apalagi lumayan catchy juga menggunakan nama Gabriel dan Rafael. Itu juga nama dua malaikat agung, yang mana keduanya itu sebetulnya memiliki postur dan karakter yang rada mirip. Persis seperti anak kembar kedua malaikat tersebut. Yah menurut opini dangkal aku yang bersifat intermeso, yah begitu.
Tokoh Mikha-nya, masih ambil dari kitab suci, yang mana karakternya itu terinspirasi dari Isabella Swan-nya "Twilight". Maksudnya, aku mau bikin tokoh perempuan kuat yang juga lemah lembut. Pendiam tapi juga bisa bawel. Yang kadang bisa serius, kadang bisa ceroboh dan gegabah. Hmm... sekalian saja yang berlesung pipit nan mempesona, apalagi yang ada tahi lalatnya (PEMBACA: "Oh jadi Mikha itu penggambarannya seperti itu yah, Nuel?").
Masih dari "Twilight" juga, idenya mulai liar. Salah satu anak kembar itu meninggal. Meninggalnya itu tidak biasanya. Bukan gantung diri, minum racun, kecelakaan mobil, terjun diri,... ah basi itu. Seru juga jika dia meninggal saat tengah climbing (Daki gunung, Nak, maksudku). Lalu ceweknya sedih ditinggal begitu saja. Sempat jadi zombie tuh cewek. Yang akhirnya takdir berkata lain. Adik kembar si cowok, mau tak mau, harus menggantikannya di hati si cewek. Tapi adiknya kan sudah punya pacar dan dia sangat sayang sama si pacar. Berat, dong?!
Dia harus memenuhi wangsit almarhum kakaknya buat menjaga pacar si kakak (Almarhum kakak mendatanginya di alam mimpi--also know as alam bawah sadar--Ini gara-gara habis menonton episode Spongebob Squarepants yang mendatangi kawan-kawannya di mimpi mereka masing-masing, haha!). Tapi dia sudah punya pacar. Yah walau pacarnya itu ternyata main belakang di depannya. Amat sangat berat. Meskipun lambat laun hati si adik berpindah ke pacar si kakak. Sudah 'in' katanya. Itu semua juga karena tugas dari sang kakak untuk menciptakan beberapa dèja vu buat pacar si kakak. Dari situlah, kenapa si adik jadi jatuh hati. Dari tugas turun ke hati, ceritanya.
Dia harus memenuhi wangsit almarhum kakaknya buat menjaga pacar si kakak (Almarhum kakak mendatanginya di alam mimpi--also know as alam bawah sadar--Ini gara-gara habis menonton episode Spongebob Squarepants yang mendatangi kawan-kawannya di mimpi mereka masing-masing, haha!). Tapi dia sudah punya pacar. Yah walau pacarnya itu ternyata main belakang di depannya. Amat sangat berat. Meskipun lambat laun hati si adik berpindah ke pacar si kakak. Sudah 'in' katanya. Itu semua juga karena tugas dari sang kakak untuk menciptakan beberapa dèja vu buat pacar si kakak. Dari situlah, kenapa si adik jadi jatuh hati. Dari tugas turun ke hati, ceritanya.
Awalnya juga tak menginginkan novel itu harus sold out. Apalah saya ini, hanya penulis bau kencur. Yang di otakku itu hanya satu: bisa hidup dari nulis. Apalagi yang kudengar, di Amerika dan Jepang saja, orang bisa hidup hanya dari menulis dan bikin komik. Kenapa di Indonesia tidak bisa, begitu pikir aku. Asal royaltinya cukup untuk beli mi instan 5 kardus, aku sudah cukup senang. Juga sama sekali tak ada niat buat tenar. Makanya, sewaktu ada penerbit major yang menerima, senangnya bukan main. Tidak terlalu memaksakan penerbitnya untuk menerbitkannya cepat-cepat, yang sembari menunggu, aktif sekali menulis. Hanya itu, jawaban ini sudah sangat jujur sekali dari sanubari paling dalam. Nah loh!
Jadi, jangan salah paham, buang jauh-jauh segala pemikiran itu, yang katanya si author @nuellubis itu hanya ingin tenar dan cari uang banyak. Dari awal, aku sama sekali tak memikirkan kedua hal tersebut. Motivasiku itu... yah murni untuk lebih menyemarakkan dunia perbukuan Indonesia. Di pikiran bocahku, 'kan seru ada novel seperti itu'. Bosan juga kadang tiap masuk toko buku, novel-novelnya seperti itu. Tema-temanya klise. Yah tentang jatuh cinta, patah hati, cinta pertama, apalagi cinta monyet-monyetan (Monyet adanya di kebun binatang kali ah!). Basi semua itu. Mau aku, mari kita segarkan toko buku-toko buku Indonesia. Mau bikin sesuatu yang berbeda dari kebanyakan, yang membekas di hati banyak pembacanya. Syukur-syukur jadi legenda. Yang terakhir, bukan motivasi utama kok. Just kidding!
Yang masih berpikir negatif, ya sudahlah. Biarkan Tuhan yang balas. Keadilan-Nya pasti akan datang. DIA jauh lebih mengetahui isi hati tiap anak cucu adam.
Begitulah awal mula "Misi Terakhir Rafael: Cinta Tak Pernah Pergi Jauh" bisa ada di tangan beberapa pembaca. Tak ada niat cari tenar, apalagi motivasi uang. Hanya ingin menyemarakkan dan memberikan sedikit suasana berbeda. That's it.
Oh ya, sebentar lagi blog ini mau ulang tahun ketujuh yah? Oh, tahun lalu belum ada give away-nya yah, yang buat merayakan hari jadi keenam. Maklum ada trouble. Tadinya, niatnya mau menghadiahkan dua novel indie aku. Hanya saja, yang satu itu belum sampai-sampai ke rumah. Entah menyasar ke mana si "Destiny 41". Ke alam baka kali yah, bersama mereka yang janji mau mengirimkannya padaku dua bulan setelah terbit. Sudah setahun lebih ini, belum sampai-sampai ke rumah. Duh duh duh. Kesabaran orang ada batasnya juga.
Ya sudahlah. Berusaha ikhlaskan, biar Tuhan yang balas. Just simple.
Intinya, untuk yang ketujuh ini, give away-nya sedikit maju. Karena sudah diadakan di bulan Juli kemarin. Deadline-nya akhir tahun. Bisa dibaca, kan, di pin post-nya. Nah yang tahun lalu, terpaksa dijadikan satu ke give away yang ini, buat merayakan hari jadi ketujuh. Maka dari itu, hadiah-hadiahnya sedikit lebih banyak... dan R-A-H-A-S-I-A. Lihat saja tanggal 4 nanti. Oke?
Oke deh, post ini hanya untuk menjawab sekiranya pertanyaan yang bakal muncul di otak, dari para pembaca sekalian (Tebak-tebak berhadiah menebak pikiran pembaca ceritanya). Plus, tak enak juga dianggap pembohong gara-gara give away-nya tahun lalu batal. Maaf yah, lupa bilang, hehe. Yang jelas, aku kan sudah berusaha menjelaskan dan memperbaiki kesalahan. Nobody's perfect, right?
Comments
Post a Comment
Pembaca yang baik adalah yang sudi mau meninggalkan komentar. ^_^
Nice reader is the one who will leave lot of words in the comment box. ^_^