Menurut founder Bangflo, cukimay adalah salah satu kosa kata dalam bahasa Flores. Penulisan yang benar adalah Chu Kie Mai, yang berarti sapaan hangat Rakat ke teman bermain, teman sekolah, teman satu kampung, teman sebaya, teman terdekat, dan teman minum moke.
Sementara, jika aku mengingat masa kuliah aku dulu yang seorang playboy kampus, cukimay itu artinya... ah sudahlah, mending kalian beli Vitamale ke aku saja (ke immanuel.lubis@gmail.com) biar makin strong. Dijamin nggak akan bikin jantung berdebar! 😀
Belajar dari permasalahan cukimay tersebut, aku sadar bahwa ada beberapa hal yang... apa ini, yah, menyebutnya? Tentang sudut pandang, maksudku. Orang satu bilang itu kata terlarang. Orang lainnya bilang itu bukan. Banyak, kan, yang seperti itu di masyarakat kita (bahkan dunia)?
Baru saja aku melihat satu post di salah satu social media. Alih-alih mendapatkan dukungan, ia malah kena hujatan. Pasalnya ia mengeritik salah satu kebiasaan masyarakat Indonesia, yang menurutnya itu toxic.
Oh iya, bicara tentang toxic, kadang aku suka heran dengan kata yang satu itu, yang bingung kapan eksis kali pertama. Aku bingung, sesuatu yang disebut toxic itu yang bagaimana. Menurutku, toxic untuk orang satu, tak berarti toxic untuk orang yang satunya lagi.
Well, perkara toxic, perkara cukimay, bukankah itu hanya mengenai sudut pandang? Anyway, yang kubahas ini, disebutnya apa?
Comments
Post a Comment
Pembaca yang baik adalah yang sudi mau meninggalkan komentar. ^_^
Nice reader is the one who will leave lot of words in the comment box. ^_^