Aku ingin membagikan suatu kisah menarik. Ini terjadi pada era 60-an dan 70-an. Tak banyak yang tahu bahwa di saat itu kemungkinan pecah perang dunia ketiga itu ada. Sayangnya itu urung terjadi. Sebabnya, salah seorang perwira angkatan laut Rusia yang bernama Vasili Arkhipov menolak untuk menjatuhkan bom nuklir di Amerika Serikat pada tanggal 27 Oktober 1962. Dia sudah menyelamatkan dunia, namun hanya sedikit manusia yang mengingat namanya.
Dari penggalan kisah yang aku dapatkan dari seseorang, aku seperti diingatkan bahwa mungkin itulah seharusnya definisi kepahlawanan yang sebenarnya. Melakukan sesuatu tanpa pamrih, yang mungkin sedikit nekat dan agak membangkang. Mungkin yang dilakukan itu biasa saja. Cenderung remeh temeh. Kebanyakan orang menjadi cenderung melupakannya.
Well, pahlawan-pahlawan seperti itu banyak, bukan, sampelnya di masyarakat kita? Menjadi pahlawan sebetulnya tidak perlu melakukan perbuatan heroik yang bombastis. Tak perlu melakukan aksi kamikaze. Cukuplah tunjukan kebaikan kita dengan cara kita sendiri. Contohnya seperti yang dilakukan oleh perwira Rusia tersebut. Hanya menolak perintah, namun sudah menyelamatkan banyak orang.
Tambahan saja, entah berhubungan atau tidak, tahukah kalian bahwa ada patung Panglima Besar Jenderal Soedirman di salah satu halaman di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Jepang? Patung itu sudah ada sejak tahun 2014. Itu bermula sejak 2010 saat ada seseorang yang punya hubungan baik antara Indonesia dan Jepang yang memiliki ide untuk memberikan sesuatu yang sangat berharga bagi upaya mempererat hubungan kedua negara yang kemudian diterima idenya oleh Purnomo Yusgiantoro, yang saat itu merupakan Menteri Pertahanan di bawah pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Setelah dikonsultasikan dan dilobi dengan Jepang, akhirnya menyetujui hal tersebut. Lalu, pada tanggal 14 Januari 2011, Menteri Pertahanan Jepang yang bernama Toshimi Kitazawa mengadakan pertemuan dengan Purnomo Yusgiantoro selama kurang lebih satu jam.
Jenderal Soedirman sendiri merupakan pahlawan yang luar biasa. Yang sangat berkesan dari perjuangan beliau itu saat beliau tetap ikut bergerilya padahal beliau tengah sakit-sakitan. Tak heran kenapa patung beliau yang ditempatkan di halaman Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Jepang. Beliau sendiri kebetulan memang dulu merupakan bagian dari PETA (Tentara Pembela Tanah Air), yang merupakan bentukan pemerintah kolonial Jepang di Indonesia.
Oke, kita sudahi saja. Apa kesimpulannya? Apa benang merahnya? Silakan resapi dalam-dalam tulisan kali ini. Sebagai penutup, aku mencomot kata-kata dari seorang legenda Manchester United yang bernama Eric Cantona. Eric Cantona pernah berkata, "Too long we let liars and cheaters make a fool of a game."
"It's not such bad to be an unknown hero." - Nuel Lubis
Inspiring ya, bisa tulus banget tanpa pamrih atau acknowledgements
ReplyDeleteIya begitulah. Thank.
DeleteHi, Nuel. Apa kabar? Masih ingat aku gak? Well, anyway, semoga kamu selalu sehat ya.
ReplyDeleteYa, baik. Masih inget, kok. Sehat maksudnya? Ya aku selalu sehat. Apa karena aku nulis yang kayak gini ya? Haha... maaf deh kalo kamu ga suka sama tulisan-tulisanku model gini. Pilihlah jenis topik mana yang mau kamu baca dari blogku ya. Aku minta maaf kalo bikin kamu ga berkenan atau ada yang nyinggung. Bacanya loncat-loncat juga gapapa kok.
DeleteTuhan berkati!