Segala sesuatunya baik-baik saja. Everything is okay. Tahu ada yang salah, namun lebih memilih untuk diam. Karena ternyata menyuarakan kebenaran itu sangat beresiko. Tak sedikit orang tidak menyukai. Nanti dituduh sok pahlawan kesiangan. Nanti dikira playing victim. Ah, memang benar pepatah itu. Diam adalah emas.
Membacot sana-sini tiada guna. Nanti ada yang berujar, "Jangan mengurusi hidup orang. Urus saja hidupmu itu. Macam benar saja."
Yeah, silent is the real golden.
Justru karena diam adalah emas, dia sadar bahwa kenyamanan hidupnya di masyarakat bisa terusik, jika dia bertingkah. Dia coba menyesuaikan diri. Dia coba mengalah. Biarkan saja. Itu bukan urusannya lagi. Dia malas mengurusi sesuatu yang tak seharusnya ia urusi.
Ah, diam itu sungguh emas. Iya, kadang diam lebih berharga daripada bawel semata.
Ini kisah tentang siapa, coba? Bukan tentang siapa-siapa. Aku sekadar diingatkan untuk lebih bisa mengendalikan dan menyesuaikan diri. Aku kadang suka lupa bahwa diam tak jarang bisa semahal emas dua puluh empat karat.
Tahu kapan saatnya diam, tahu pula kapan saatnya membacot. Mungkin begitu tepatnya yang lebih baik. Terlalu sering diam juga kurang elok, sih.
C'est la vie. Tahu diri sedikit. Jangan congkak atau songong.
Comments
Post a Comment
Pembaca yang baik adalah yang sudi mau meninggalkan komentar. ^_^
Nice reader is the one who will leave lot of words in the comment box. ^_^