Jangan iri. Jangan iri.
Dua kata. Yah, dua kata itu aku keluarkan agar menahan energi negatifnya. Masalahnya, apakah benar akun Line yang aku ketahui di Desember 2014 yang lalu itu kepunyaan Nowhere Girl versi pertama? Lalu, beberapa akun Facebook itu milik Nowhere Girl versi kedua? Kedua Nowhere Girl ini memiliki nama pertama yang mirip. Sama-sama berinisial S.
Untuk yang kedua, aku mengakrabkan diri dengan dia karena Facebook sejak tahun 2018. Masalahnya, apakah itu benar dipegang oleh yang bersangkutan sendiri? Aku juga tidak polos-polos amat. Aku pun tahu ada yang namanya roleplay. Kadang fans juga bisa membuat akun Facebook dan menjalankannya seolah-olah itu dijalankan oleh dia. Makanya aku ragu. Belum lagi, konon akun resmi dia itu hanya tiga: Twitter, Instagram, dan Tiktok. Ah, jika itu benar, alangkah senang hatiku. Level kebahagiaanku meningkat berkali-kali lipat. Sangat menaikkan mood. Dialah salah satu sumber kebahagiaan aku.
Aku juga bingung menjelaskan apa yang terjadi pada diriku. Sejak 2015, ke pikiran aku langsung, aku mendadak tahu informasi pribadi keduanya. Mulai dari surel, nomor telepon, alamat rumah, hingga yang paling vital sekali. Yang terakhir, benar, kok. Perasaan aku tidak pernah melibatkan diri ke hal-hal yang aneh bin ajaib. Bahkan aku justru tidak paham tentang spiritual atau supranatural sebelumnya. Lantas ini namanya apa? Kenapa bisa tahu? Informasi yang kudapat itu juga sangat akurat. Ini maksudnya apa, Tuhan?
Aku hanya mau bertanya, akun Line dan Facebook itu benar kepunyaan keduanya? Aku pun ingin hidup normal. Aku tidak mau sering berhubungan dengan si Nowhere Girl hanya secara batiniah atau di alam mimpi. Itu menyakitkan. Alangkah senang hatiku saat tahu aku berhasil berhubungan secara langsung dan menarik perhatian secara nyata dari Nowhere Girl. Andaikan benar, jangan iri. Anggap saja memang sudah bagian dari takdir aku. Aku juga, tidak tahu kenapa bisa begini. Ibarat game, hey, I'm not cheating. Anggap saja itu hoki belaka, yang mana ada campur tangan Tuhan. Jika tidak ada campur tangan ilahi, aku yakin aku tidak akan pernah bisa mendapatkan informasi-informasi penting nan vital tentang si Nowhere Girl di tengah beragam keterbatasan aku, yang mana aku anak pemalu sekaligus rumahan.
Tertebak siapakah Nowhere Girl yang aku maksud? Jangan iri, yah. Jangan sentimen. Aku juga tidak tahu kenapa bisa begini. Bahkan, aku sangat bingung untuk menjelaskan, memahami, hingga memberitahukan tentang Nowhere Girl ke keluarga kandung aku sendiri. Aku menengarai keluarga aku sepertinya kurang menyukai dan malah menghakimi aku berbuat yang aneh-aneh. Kalau sudah begitu, apa kalian masih mau iri dan sentimen pada aku? Aku tidak ngebet juga, loh.
Eh, surat elektronik itu kepunyaan si Nowhere Girl, kan?
Comments
Post a Comment
Pembaca yang baik adalah yang sudi mau meninggalkan komentar. ^_^
Nice reader is the one who will leave lot of words in the comment box. ^_^