Itu adalah foto si Kumis. Aku juga tidak tahu nama lengkap beliau. Akan tetapi, para mahasiswa yang dulu sering nongkrong di Sport Hall, menyapa beliau dengan sebutan Si Kumis. Kumis ini menjual aneka nasi kotak yang harganya cukup terjangkau. Tidak pernah melebihi harga Rp 10.000. Kadang nasi uduk, pernah juga nasi kuning, ada kalanya mi goreng. Tentang rasa, selama perut kosong, lumayan, lah. Para mahasiswa Atmajaya yang tengah kelaparan namun dompet tengah menipis, kalau tidak ke Bedeng, yah ke Si Kumis ini.
Omong-omong, jika ada anak Atmajaya yang membaca tulisan ini, memang siapa nama asli si bapak di atas tersebut?
Jangan lupa juga baca novel aku yang satu ini, yang masih berbau pengalaman aku saat masih sering ke Atmajaya. Pernah ada satu kejadian di mana aku merasa bersalah ke Dias. Hanya karena seorang gadis remaja dengan nama dirahasiakan (cukup aku, beberapa orang, dan Tuhan yang tahu), aku tega memukuli Dias di hadapan banyak orang di dekat Ruang Pendaftaran Atmajaya. Hadeuh.
Karena keegoisan aku, yang seharusnya aku pulang di sore hari, terpaksa aku harus pulang pagi. Saat itu, penyakit Mami mulai terlihat semakin parah. Semakin sering beliau rebahan di kamar.
Comments
Post a Comment
Pembaca yang baik adalah yang sudi mau meninggalkan komentar. ^_^
Nice reader is the one who will leave lot of words in the comment box. ^_^