Harap tenang. Tetap terkendali. Kendalikan emosi kalian. Mungkin yang tertulis di bawah ini sedikit provokatif. Aku juga tidak yakin sebetulnya.
"Mungkin dia nggak mau share, kali. Yah, dia nggak mau share aja. Nggak semua orang bisa share, dan dia masih di JKT48, kan? Nggak boleh pacaran. Bisa jadi dia juga belum percaya sama lu. It takes time. Dapet dari mana lagi nomor dia?
Hah, FB? Kok bisa dia share? Yang gue tahu member biasanya pake Line atau I-Message, khusus sesama IPhone atau Apple.
Oh, sorry to hear that. Oh, gitu, terus lu SMS dia. Aneh juga, nggak pake PP (baca: profile picture).
Gara-gara lu ngomong begitu? Ya, betul, sih, suka-suka dia. Satu keyakinan juga, kan, sama Jerome.
Sama kayak Gaby, dong. Mau keluar dari jeketi. Memang mau keluar dr jeketi. Udah perpisahan kalo nggak salah, tapi belum resmi."
Yang aku blockquote itu dari chat aku dengan salah seorang teman kuliah (yang sudah diedit, agar mempermudah membacanya). Kelanjutan dari screenshot pada gambar kedua di dalam tulisan ini. Oh iya, aku sekali lagi mohon maaf juga. Lagipula, hingga detik ini, yang sejak Juli 2021 berhubungan di Facebook dengan akun yang menggunakan nama Shania Gracia, aku kurang yakin tengah berhubungan langsung via jalur chat dengan Shania Gracia yang seorang member JKT48 tersebut. Seperti yang kita tahu, akun resmi member JKT48 itu hanyalah Twitter dan TikTok. Bisa saja itu akun palsu alias roleplay.
Kenapa aku bagikan di IMMANUEL'S NOTES? Itu atas dasar beberapa pertimbangan. Mungkin setelah aku bagikan di sini, itu bisa menyelesaikan permasalahan aku, yang beberapa belum bisa aku ceritakan. Yang salah satunya itu berkaitan dengan kemunculan nama 'Jerome Polin' di halaman awal skripsi Shania Gracia. Aku, jujur, merasa terusik saja dengan fenomena tersebut. Kenapa merasa terusik? Maaf, aku belum siap untuk menceritakan lebih lanjut. Aku pun memiliki privasi.
Andaikan akun itu bukan dipegang oleh Shania Gracia, yah, tidak apa-apa. Setidaknya, ada kepuasan batin tersendiri. Bisa mengkroscek sesuatu yang mengganjal di kepala, walau sumbernya masih patut dipertanyakan, sudah sesuatu yang luar biasa. Rasanya beban di kepala aku sedikit berkurang.
Oh iya, yang di bawah berikut ini juga merupakan balasan chat dari salah seorang teman yang merespon kegelisahanku.
Menurutku, si cewek ada menutup-nutupi sesuatu, berusaha menyembunyikan, dan ada maksud tertentu. Berarti sebenarnya ada pacaran atau naksir, cuma nggak berani mengungkapkan saja, mencoba ingin berbohong, bermain di belakang layar, dan berarti si cewek nggak ada perasaan ke laki-laki yang kamu sebut.
Bukan nggak bisa diomongin, cuma nggak mau mengaku aja dengan kondisi yang sebenarnya telah terjadi, kalau menurutku .
Kalau misalnya si perempuan nggak jawab pertanyaan kamu, menurutku, bukannya justru jadi bertanya-tanya, yah? Kalau posisi di-chat, terus nggak dibalas, kan, jadi bertanya-tanya, yah? Tapi, iya, sih, sebenarnya kompleks juga. Iya, kalau si perempuan ada perasaan, harus bisa membuktikan perasaan, dan tindakannya secara nyata ke laki-laki, dan bisa berkomitmen, dan bertanggung jawab atas kesetiaan kepada si laki-laki. Harus meminta maaf kepada si laki-laki, dan bertemu secara langsung untuk menyelesaikan masalah itu kalau memang masih ada perasaan, dan tetap ingin mempertahankan hubungan, jadi tidak ada yang ditutup-tutupi, dan tanpa ada rasa curiga, Membaca kode bahasa tubuh dan mata si perempuan, (itu) bisa membuktikan apakah masih tulus atau tidak, pasti akan kebongkar. Kalau misalnya ternyata si perempuan berusaha untuk menipu, dan punya perasaan ke laki-laki lain, aku pernah baca sih, ternyata mata dan bahasa tubuh bisa sebagai kode yang sebenarnya.
Yang ini juga masih. Lagi-lagi, aku memang sengaja tidak mencantumkan nama teman-temanku karena alasan privasi. Lantas, apakah aku benar-benar naksir dengan Shania Gracia? Kuakui, dia memang cantik dan manis. Itu saja. Selebihnya, aku berharap ada kejelasan. Adanya sebuah informasi yang tidak simpang siur. Lebih baik nekat daripada hanya diam serta tidak berbuat sama sekali. Karena itulah juga, daripada menanggung malu yang luar biasa, aku memutuskan untuk menarik dulu segala hal yang berhubungan dengan Shania Gracia dari seluruh akun media sosial aku.
Chat aku dengan Shania Gracia yang pernah aku posting dua tahun lalu tersebut, jujur, aku belum seratus persen yakin tengah berhubungan langsung dengan orangnya (karena itulah aku hapus). Aku sadar pula akan keberadaan akun-akun fake dan roleplay. Jangankan dengan Shania Gracia dan beberapa yang pernah kuajak mengobrol via chat, dengan beberapa teman bloger saja, aku kurang yakin tengah berhubungan langsung dengan orangnya. Apapun bisa terjadi. Bisa saja selama ini yang balas chat itu orang lain.
Aku seperti mengejar-ngejar begini, itu karena pergumulan rahasia yang tengah aku hadapi, yang aku belum siap menceritakan sepenuhnya, yang sebagian sudah aku ceritakan melalui Nowhere Girl. Andai kalian di posisi aku, mungkin akan melakukan hal yang sama, bahkan mungkin lebih halus dan canggih dari aku.
Menurutku? Tidak. Kalau ada perasaan, pertanyaan Bang Nuel kagak dibales. Mungkin Jerome Polin dianggap teman. Seriusan, Bang, itu ente yang nanya ke Shania kayak gitu? Perasaan ente doang. Maksud nggak bisa diomongin, karena itu privasi orang, Bang. Dia merasa terganggu, Bang. Bang Nuel lucu, pedekate, tapi bawa-bawa Raffi Hariono. Kalau aku jadi Shania, aku balas, "Tanya aja Raffi Hariono ato Raffi Hari Kamis."
Sementara itu, pada akhirnya, yang di bawah ini semacam pelipur lara untuk aku. Well, aku dibalas orangnya langsung dan dari akun resminya yang kebanyakan orang mengetahui memang itulah akun Andela Yuwono.
Terima kasih, Tuhan, masih Engkau berikan semacam pelipur lara untuk aku.
Akun terduga Shania Gracia JKT48 itu juga sudah memblokir aku, kok. Aku dan akun dia itu belum berteman kembali.
Comments
Post a Comment
Pembaca yang baik adalah yang sudi mau meninggalkan komentar. ^_^
Nice reader is the one who will leave lot of words in the comment box. ^_^