Ini sebetulnya pengalaman di tahun 2020 yang lalu. Aku pun tidak tahu apakah yang bersangkutan memang menuliskannya diperuntukkan kepada aku atau tidak. Aku sendiri merasa kata-kata 'sok artis' yang diucapkan oleh si teman online tersebut memang untuk aku.
Kenapa aku bilang seperti itu? Well, di jaman sekarang, dengan makin berkeliaran orang-orang yang bertopeng-manusia-namun-berhati-iblis, untuk mengemukakan opini jujurnya ke seseorang pun, seseorang sering menggunakan cara-cara seperti ini. Pertama, dia sering bersandiwara menjadi seseorang yang dia obyekkan, entah sebagai pemuja, entah sebagai kritikus. Kedua, dia mengaku kata-kata sindirannya itu teruntuk seseorang yang lain, padahal, yah, untuk kita. Karena alasan-alasan itulah, aku merasa kata-kata 'sok artis' itu sepertinya diperuntukkan kepada diriku.
Lantas, apakah aku benar-benar sok artis? Terkadang aku merasa seperti itu apalagi jika aku mengaitkannya ke pribadiku delapan-sembilan tahun yang lalu, yang menurut pengakuan beberapa temanku, aku lebih apa adanya. Aku juga merasa diriku menjadi sok artis karena beberapa faktor seperti novelku pernah masuk toko buku konvensional di tahun 2016 (walau belum laku keras seperti novel "Laskar Pelangi"-nya Andrea Hirata; karena itulah, aku berharap novel itu bisa difilmkan). Namaku pun pernah terpampang di opening sebuah film televisi (walau baru untuk satu judul hingga detik ini). Dan, masih banyak faktor lainnya, yang menurutku, itu membuat aku sok ngartis.
Lalu, apakah salah? Secara pribadi, aku rasa itu tidak salah. Akan tetapi, jika ada pihak-pihak yang kurang menyenangi, aku mohon maaf dan segera menyodorkan jabat tangan sebagai tanda persahabatan (sebab aku sebetulnya orangnya ramah dan cukup santun, walau di sisi lain, berantakan).
Untuk sikap sok artis sendiri, apakah itu salah? Menurutku, tidak seratus persen salah. Jika belum mengarah ke arogansi yang bisa destruktif ke orang lain, menurut aku, bisa dikompromi. Terkadang, menurut aku pula, anggap saja sikap sok artis itu merupakan cara kita untuk lebih menghargai dan mengekspresikan diri sendiri. Well, itu menurut opini dangkal aku. No offense, Guys.
Intinya, sikapi dengan bijak saja. Tidak diperuntukkan kepada sikap sok ngartis saja, namun untuk apapun di dunia ini. Omong-omong, ini hanya note-to-myself. Tidak bermaksud menggurui pihak-pihak manapun. Lagi dan lagi, yah, sikapi dengan bijak. Introspeksi diri, jika merasa, walaupun kalian merasa diri kalian sudah profesional sekali (dalam menangani sesama kalian).
Eh, maaf, hehe.
Comments
Post a Comment
Pembaca yang baik adalah yang sudi mau meninggalkan komentar. ^_^
Nice reader is the one who will leave lot of words in the comment box. ^_^