Akhir-akhir ini, kalian mungkin sering lihat post-post di IMMANUEL'S NOTES yang berbau ngidol--atau lebih spesifiknya lagi, JKT48. Lantas, apakah aku benar-benar wota atau seorang penggemar JKT48?
Jujur, aku sebetulnya bukan benar-benar penggemar JKT48. Aku hanya penikmat musik, yang bisa menyukai genre musik apa saja. Yang penting, musik itu bisa benar-benar mewakili isi hati atau kondisi jiwaku.
Kembali ke persoalan JKT48, jujur saja, aku tidak mengetahui semua lagu JKT48. Hanya mengetahui lagu-lagu mereka yang sering diputar di tempat-tempat publik. Selebihnya, untuk lagu-lagu yang konon sering dinyanyikan di theater, lebih banyak yang tidak aku ketahui. Aku kenal JKT48 pun sejak 2012 yang lalu. Aku pernah menonton audisi JKT48 generasi kedua yang saat itu diputar di stasiun televisi RCTI. Saat itu, acaranya ditayangkan di jam satu siang.
Lalu, masuk ke tahun 2013, sejak bulan Mei, aku seperti kecanduan lagu-lagu dari 48 Group atau 48 Family. Karena kecintaan aku ke AKB48, perlahan-lahan aku belajar bahasa Jepang. Berharap suatu hari nanti bisa ke Distrik Akihabara atau ke Nagoya. Iya, hahaha, rata-rata orang ingin ke Tokyo atau tempat-tempat yang lebih tenar. Eh, aku malah lebih berhasrat mengunjungi Nagoya atau Distrik Akihabara.
Lalu, kenapa balik membicarakan ngidol atau JKT48? Itu lebih ke arah panggilan jiwa saja. Tergerak untuk lebih sering membicarakan tentang idol-idol-an. Mungkin dengan kembali membicarakan perkara idol-idol-an, bisa menolong atau menyelamatkan aku lebih lanjut. Terutama perkara uang. Aku tidak malu berkata aku masih luntang-lantung dan masih menjadi beban keluarga (walau, dalam hati, tidak ingin selamanya begini).
Kata-kata aku yang terakhir, silahkan ditafsirkan secara bebas. Mau dipelintir, silahkan.
Aku dikatakan wota, yah, tidak juga sebetulnya. Hanya seorang penikmat musik. Tidak lebih dari itu, kok. Terkadang juga, apalagi jika mengingat apa yang terjadi di 2014 yang lalu, aku pernah memosisikan diriku sebagai hater-nya JKT48, yang sering mengeritik apa pun yang berkaitan ke JKT48.
Untuk bisa dikatakan sebagai The Real of Wota, aku belum bisa juga. Karena aku terlalu sedikit memiliki pernak-pernik berhubungan dengan JKT48, entah itu photopack, CD, kaus, lightstick, dan, bahkan aku belum pernah ke theater. Aku lebih sering menonton JKT48 jika mereka off-air saja. Dulu aku sering melakoninya 9-10 tahun yang lalu. Jika mendengar kabar JKT48 akan hadir di event ini, event itu, kuusahakan datang kalau memungkinkan, walau lebih sering datang, sih.
Yah, begitulah aku sedikit bercerita tentang salah satu hobi aku, yaitu ngidol. Paham, kan, apakah aku wota atau bukan? Jawabannya: aku bukan 100% fans JKT48. Hanya seorang penikmat musik, dan lagu-lagu JKT48, kuakui, tidak buruk-buruk amat.
Hehehe, aku juga gitu kok. Sama beberapa hal dibilang fans ya iya, tapi gak fans berat juga. Lebih cocok disebut penikmat aja, jadi saat suka ya dinikmati, saat gak cocok ya gak usah maksa supaya suka :D Happy new year ya, Nuel :)
ReplyDeleteHappy new year, too
Delete