Artwork by: Felix Salvata |
Aku tidak tahu ini sejak kapan. Dan, apakah ini sejak 2016 yang lalu?
Maksud aku, selama beberapa tahun terakhir ini, aku cukup sering melihat orang-orang, khususnya mereka yang aku rasa cukup kenal secara akrab, menulis sesuatu yang seperti di bawah ini. Seperti sebuah kata-kata mutiara, yang mana saat masih kecil dulu, teman-temannya kedua kakak aku sering membuat biodata, lalu disisipkan kata-kata mutiara. Yang bisa juga, itu disebut sebagai golden words.
Kata-katanya rata-rata bagus-bagus. Aku tersentuh. Tak jarang aku seperti merasa sedang disentil (oleh tangan-tangan tak kasatmata). Yang ujung-ujungnya aku mendadak tersinggung sendiri. Merasa disindir, walaupun dari bahasanya, tak jelas kata-kata itu ditujukan untuk siapa. Tak disebutkan nama penerimanya.
Itu seperti sebuah pesan Du-Du. Tahu Du-Du? Sebuah media kirim pesan secara manual. Itu merupakan akronim dari 'dari untuk, dengan ucapan'. Di kolom 'dari', jelas dari siapa. Sementara, di kolom 'untuk', tak jelas untuk siapa. Itu seperti aku berteriak sekencang-kencangnya ke para pengunjung mal bahwa aku menyukai si Ani, eh, yang merespon malah si Caca.
Nah, begitulah apa yang tertulis dengan kata-kata indah yang tertulis dalam gambar kedua berikut ini. Artinya kurang lebih begini: "Jangan menahan suatu tempat, seseorang, atau sesuatu, dan biarkan itu pergi demi kedamaian."
Membaca kata-kata mutiara dari salah seorang kerabat, aku langsung mengernyitkan dahi. Ini, nih, pikiran gue lagi dibaca, gitu, pikirku dengan kondisi hati naik-turun seperti sedang naik jet coaster. Sebab, aku sendiri terkadang dalam situasi atau kondisi seperti sedang memegang erat 'sesuatu'.
Yang sepertinya tahu isi pikiran aku, silahkan balas di kolom komentar. Kolom komentar, sejak blog ini terlahir ke dunia maya ini, belum pernah aku matikan. Stand-by terus.
Eh, meskipun, yah, tidak juga, sih. Sebetulnya aku tidak sedang menahan sesuatu. Pikiran 'seperti sedang menahan sesuatu' adalah pikiran aku di semesta yang lain. Aku merasa tak sedang menyandra anak orang. Begini-gini aku orangnya fleksibel. Mau berjuang dari aku, yo, monggo. Ndak mau, orapopo. Simple.
Ah, sudahlah, ngawur. Namun, jika sedang ngawur begini, katanya, banyak yang suka.
Inti dari tulisan aku ini adalah bahwasanya aku cukup terganggu dengan beberapa kata mutiara yang aku temukan di internet. Overthinking atau negative thinking itu susah sekali dihilangkan. Apalagi dalam kondisi sedang berada dalam *** (mendadak mulut seperti sedang dikunci).
Maksudnya apa, sih, menulis kata-kata mutiara tanpa kejelasan si penerima?
Hehe, just kidding. Just a note to myself indeed.
Comments
Post a Comment
Pembaca yang baik adalah yang sudi mau meninggalkan komentar. ^_^
Nice reader is the one who will leave lot of words in the comment box. ^_^